Pada hari Senin bertepatan tanggal 06 Dzulhijjah 1446H. Tahun ke 2 dalam terselenggaranya wisuda hafidh PP Hidayatul Qur’an Taman Sholaya gedeg Mojokerto, asrama ini merupakan anak cabang dari PP Hamalatul Qur’an (PPHQ) Jogoroto. sebanyak 17 peserta yang di wisuda pada hari senin [02/06]. Mudir I Madrasatul Qur’an (MQ) Tebuireng Jombang KH Musta’in Syafi’i. Pendiri dan Pengasuh PPHQ KH Ainul Yaqin. Para pengasuh Pondok Pesantren Mojokerto. Dinas Pendidikan Mojokerto serta para kyai dan Aparatur Daerah turut hadir dalam acara ini.
Dalam acara ini, KH Musta’in Syafi’ie memberikan Orasi Ilmiah-nya, beliau mengutip ayat yang tertulis di dinding panggung dalam acara tersebut yang burbunyi إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ. “Selamat Para santri yang telah di wisuda hari ini, Allah bersama kalian, akan tetapi perlu diingat bahwa Al-Qur’an sebagai Dzikir, suatu pengingat yang berarti hafidh, dimana hafalan bagus tidaknya tergantung dengan Dzikir-nya (dheres Al-Qur’an, mengingat-ingat, mengulang-ulang) bacaan yang telah dihafalkan. karena tidak ada tabir atau redaksi didunia ini yang mudah di hafal kecuali Al-Qur’an akan tetapi paling mudah hilang atau lupa. sehingga perlu kita melakukan Dzikir ini dengan sungguh-sungguh serta memuji kebesaran Allah dengan tasbih karena Allah TOP tertinggi. Tasbih dan Dzikir di sini mempunyai fungsi tersendiri, kalau Dzikir fungsinya mengingat dengan diulang-ulang, mengingat bacaan, mengingat Allah. sedangkan hikmahnya Tasbih memiliki fungsi untuk solusi dari suatu problem-problem baik itu problem kehidupan ataupun problem dalam hafalan itu sendiri”.
KH Musta’in Syafi’ie menekankan pentingnya Dzikir (al-dzikr) bahwa “dalam urusan menghafal menggunakan redaksi yang berbunyi Al-Dzikri, sehingga didalam menghafal yang dipakai otak kanan, otak memory, bukan otak analisis. Karena otak memory suatu keterampilan, semakin terampil semakin sering dzikir dan semakin bagus hafalannya. Jadi نَزَّلْنَا الذِّكْرَ dibutuhkan praktek dan ikhtiyar, karena Al-Qur’an itu bacaan sungguhan”.
Beliau menutup orasi ilmiahnya dalam acara ini bahwa orang-orang yang bersama Al-Qur’an akan dipandu oleh Allah, mulai dari kehidupan sosialnya, ekonomi yang cukup, sampai akhirat-Nya kelak, karena ada Maiyah. [o2/06/25]
Penulis: M. Lutfi Gibran