“Bangun – Tidur” Hamalatul Qur’an Dalam Menjaga Ajaran Para Ulama’ Terdahulu

JOGOROTO.COM – Semakin berkembangnya zaman, fenomena sosial media telah memberikan pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat, khususnya bagi generasi muda. Mulai dari makanan, pakaian, hingga budaya satu persatu mulai berubah mengikuti tren zaman modern.

Dengan gaya hidup modern seperti saat ini, tak jarang para pemuda secara tidak sadar mulai meninggalkan syariat Islam hanya untuk mengikuti tren semata. Entah karena ingin “Viral” atau “tidak ketinggalan zaman” mereka lebih mengutamakan tren daripada ajaran para ulama.

Budaya zaman dahulu, seperti anak-anak yang mengaji bersama setelah sholat Maghrib di musholla atau masjid, mulai jarang ditemui pada zaman ini. Sebaliknya, tren zaman sekarang seperti Ikhtilat dan gaya berpakaian yang tak sesuai ajaran Islam mulai merajalela di tengah masyarakat.

Ibarat “bangun dari tidur”, Hamalatul Qur’an hadir di tengah masyarakat untuk memperjuangkan kembali ajaran dan amaliyah para ulama’ terdahulu yang sedikit demi sedikit mulai memudar. Para santri diajarkan untuk selalu berpegang teguh dengan syariat Islam seperti apa yang diajarkan oleh para ulama terdahulu.

Hal ini disampaikan oleh pengasuh Pondok Pesantren Hamalatul Qur’an, KH. Ainul Yaqin saat mengisi sesi Mauidhoh Hasanah dalam acara Semaan santri Tuban (SATU-HQ).

“Hamalatul Qur’an hadir untuk menjaga dan memperjuangkan Islam seperti yang diajarkan oleh para Ulama’ terdahulu”, Kata Kiai Yaqin.(25/06/2022)

Sebagai generasi penerus, sudah sepatutnya para pemuda bijak dalam memilah mana tren yang baik dan tren yang mengarah kepada hal yang dilarang oleh agama.

Oleh karena itu, santri Hamalatul Qur’an di didik untuk menjadi kader Nahdliyyin yang melestarikan ajaran dan amaliyah para Ulama’. Selain itu, para santri disiapkan untuk menjadi benteng NKRI dalam menghalau faham dan tren yang tidak sesuai dengan ajaran Islam.

“Ajaran para ulama’ harus dijaga dan dilestarikan. Kalau tidak dimulai dari kita (para generasi muda), lalu siapa lagi”, imbuh kiai Yaqin.

Harapannya, para santri kelak akan menjadi tokoh yang semangat dalam menyampaikan syiar Al-Qur’an dan menjadi generasi penerus perjuangan para Ulama’.

Penulis: M. Maksum Ali

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *