Jogoroto.com – Pada acara semaan Quran santri Gresik, KH. Ainul yaqin sampaikan kepada wali santri hikmah Ibrah perjalanan Nabi Musa as.

Beliau menuturkan runtutan kisah yang dialami nabi Musa dalam Al Qur’an. Seperti halnya dimulai dari masa ketika masih bayi, beliau dihanyutkan di sungai dikarenakan adanya peraturan dzolim yang ditetapkan Fir’aun (QS. Al Qasas: 7) ataupun peristiwa dimana ketika beliau sudah dewasa dan di utus berdakwah, namun malah dikhianati oleh kaumnya (QS. Taha:86)

Perjalanan cerita Nabiyullah Musa yang heroik dan penuh dramatis dimana sering kali menjumpai kesusahan mengingat beliau akan perjalanan proses mendirikan pesantren Hamalatul Qur’an dari awal sampai sekarang, yang selalu berpegang teguh pada keistiqomahan riyadloh yang dijadikan dasar kurikulum pendidikan di Hamalatul Quran. 

Oleh karenanya dalam penerapan pembelajaran, KH. Ainul Yaqin selalu menghindari hal-hal yang bersifat menganggu kefokusan mengaji para santri, tidak hanya hal-hal yang bersifat hiburan, bahkan hal-hal yang dianggap positif pada umumnya akan dihindari jika dirasa mengganggu kefokusan mengaji para santri, seperti halnya banjarian, mengikuti ekstra pramuka dll. 

“Terutama Pada masa pandemi , banyak lembaga-lembaga pendidikan yang diliburkan akibat covid, jika kita ikut meliburkan dan meninggalkan keistiqomahan maka ketika satu hari libur sudah berapa banyak ilmu yang tidak tersampaikan, sudah berapa banyak munajad kepada alloh yang ditinggalkan.” Kata KH. Ainul Yaqin dalam sambutannya, 

KH. Ainul Yaqin menekankan bahwa dengan Hikmah perjalanan Nabiyullah Musa yang kesusahan, namun karena biasa maka akan terbiasa. Sehingga Hamalatul Qur’an mengambil langkah “sudah ngaji saja”. 

Harapan dengan di gemblengnya santri Hamalatul Qur’an agar Generasi kedepannya para santri faham falasiful Qur’an, maaniyal Qur’an, tafsirul Qur’an dan Ulum Al Qur’an untuk terjun di masyarakat

Penulis : Bagus A. Muzakki