Melihat Lebih Dekat Tentang Hamalatul Qur’an

(Sambutan Romo yai dalam kunjungan santri PP. Mazroatul Fattah SMP ar-roudhoh wiru Lamongan)

Jogoroto.com – Banyak pondok yg mengirim santrinya ke HQ tidak 10% berhasil, karena hasil dari Alloh.

kita di anugrahi pikiran, lamunan, dan inspirasi adalah bentuk modal yang seharus nya dimaksimalkan. Karena masih banyak hikmah yang belum terserap oleh hati kita.

HQ memilih mengkonservasi tradisi adabiyah kiyai kuno, dengan sentuhan modern, alias terlihat ndeso dan tradisional, lebih pada ke akhlak yang jowo tur njawani.

Ilustrasi santri adalah seperti Janin yang ada di perut ibuk, maka jadilah janin yg bisa menerima nutrisi sehingga pertumbuhan bagus dan sesuai pada umum nya serta ketika keluar dari pondok siap menghadapi dan memberi solusi kebutuhan masyarakat sekitar.

Pondok pesantren Hamalatul Qur’an jogoroto berorientasi kepada mencetak insan hamailil Qur’an lafdhon wama’nan wa amlan, maka yg harus diperhatikan adalah kelayakan para santri dalam melafadzkan Al Qur’an sebagai proses awal sebelum Al Qur’an itu dihafalkan di otak lalu dipatrikan dalam qolbu, pembagian klasifikasi pembahasan fasohatul Qur’an / tahsinul qiro’ah dapat dikategorikan melalui beberapa dhobtoh.

1. Qoulan sadidan, bacaan yg benar, tepat relevan dan keserasian yang memiliki efek kemantapan bagi pembaca

2. Qoulan layyina, bacaan yang lunak, lembut tidak tekalluf atau njedak njedak sehingga tercipta bacaan yang ber- efek memberi kesejukan bagi pendengar lebih lebih pembacanya.

3. Qoulan tsaqila, bacaan yang mantap, secara ukuran shifatul khuruf, tidak ada yg dibaca setengah setengah baik hams, syiddah dll.

4. Qoulan ma’rufan, bacaan yang benar secara urf, yakni bacaan menggunakan indikator bi lisanin arobiyyin Mubin, jadi ma’ruf nya baca an Al Qur’an adalah lidah orang Arab yang sudah di benarkan dan mendapat penilaian kelayakan dari para orang alim lain nya dibidang ilmu qiro’ah, di PP Hamalatul Qur’an menggunakan namudzujah Syaikh Mahmud Kholil Al khusori sebagai Materi baku percontohan bilisanin arob.

5. Qoulan maytsuro. bacaan yang gampang tidak menyebabkan metat metot, perpindahan dari satu huruf ke huruf yang lainnya dengan mudah dan tidak menyulitkan bagi pembaca, karena Alquran diturunkan bukan untuk menyusahkan. Surat Thoha ayat 2.

6. Qoulan baligho. Bacaan yang membekas, jika dhobtoh diatas diperhatikan dan diparaktekkan maka bacaan yg dibaca oleh qori akan memberikan bekas kesalehan.

7. Qoulan karimah. Bacaan yg Mulya, Al Qur’an adalah kitab suci nan Mulya dari segi manapun, dari segi cara Turun nya , tempat turun nya, kandungan nya dan bahasa yang dipergunakan, makan tugas para qori ialah memulyakan Alquran dengan berbagai cara, lebih lebih cara melafalkan setiap huruf Al Qur’an tersebut. 

Efek kemulyaan Al Qur’an pun dapat merambah kepada para pembacanya, dia mendapat pancaran kemulyaan dari sedikit kemulyaan Al Qur’an itu sendiri, maka wajib bagi kita selalu melatih membaca Al Qur’an dengan baik dari versi tajwid, dengan cara bertalaqqi kepada para guru Al Qur’an.

Di akhir kata, jika tujuh dhobtoh di atas sudah dipahami secara praktik dan teori maka akan tercipta kemudahan dalam menghafal Al Qur’an, cukup dengan metode menghafal NABITEBU (nafas, bidik, teliti, bunyi).

Nafas : ambil nafas yang panjang sebelum memulai membaca Al Qur’an. Mengambil nafas yg panjang dapat juga memberikan efek ketenangan dan merelaksasi pada saraf saraf yg tegang.

Bidik: yakni membidik tarjet ayat/surat/kalimat yang mau dihafal. Membidik berarti ada niatan dan usaha serta persiapan untuk menghafal Al Qur’an. Seperti memilih mushaf, memilih tempat dan memilih pondok.

Teliti: teliti terhadap harokat, huruf serta hukum bacaan pada target yang akan dihafal, agar tidak terjadi kesalahan dalam proses menancapkan hafalan dikepala.

Bunyi: membunyikan maqro’ yg menjadi target yang dihafalkan, tidak boleh nggremeng dalam menghafal alias kudu bersuara, jika 7 dhobtoh itu jika sudah dipahami maka tidak ada kesulitan dan keberan dalam membunyikan maqro’ yang di hafal.

Yang perlu diperhatikan dan ditanamkan dalam hati kita adalah, hafal Al Qur’an adalah fadhol dari Alloh SWT, maka jika kita kepengen dapet fadhol ya kudu ngenter sama fadhole pengeran. Semoga Alloh memberi Taufiq hidayah serta inayah kepada kita semua.

 

wallohu a’lam bis showab

 

Oleh : Ust. Mahmud Syahrowardi 

 

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PILIHAN PROGRAM TERBARU

# HQ Pusat KQJ HQ Children
Program Tahfidz Cepat
Metode Habituasi
Makan 3x
Pengajian Kitab
Kamar Max 70 orang Max 5 orang Max 6 orang
Kasur / Matras
Kamar Mandi Shower
Ekstrakurikuler Qori'
Sekolah Formal PPS
PKBM
Wisata Qur'an
Fashohah Exclusive
Syahriah Semampunya Rp750.000 Rp750.000
# Selengkapnya Selengkapnya Selengkapnya